Rabu, 03 November 2010

TENTANG KAMU

Sudah lama saya tidak berbincang tentang kamu. Bahkan saya sudah lupa tentang kamu. Karena menurut saya untuk saat ini tidak begitu penting mengingat kamu. Belum saatnya. Tapi, mala mini karena suatu hal tertentu, saya membahas tentang kamu bersama mereka. Menurut saya, berbicara tentang kamu saat ini adalah masih menjadi hal yang tabu. Tapi, malam ini saya tidak bisa menghindar dari topic tentang kamu.

Saya tidak begitu suka berbicara tentang kamu, karena setelah itu akan timbul angan angan tentang kamu, seperti apa kamu, dan saya menebak-nebak tentang kamu. Saya tidak suka hal ini. Benar-benar tidak suka. Karena kamu adalah sesuatu yang tak pasti dalam hidup saya. Kamu memang pasti ada untuk saya, tapi bisa jadi kita tidak bertemu didunia, bisa saja kita bertemu di akhirat nanti. Memikirkan kamu, mungkin saja bisa membuat saya kecewa suatu hari nanti. Jadi, saya lebih senang untuk tidak membicarakan kamu. Biarlah semua mengalir, hingga akhirnya sampailah waktu saya bertemu dengan kamu. Entah kapan.

Sampai saat ini, saya tidak tahu kamu. Dan saya juga tidak akan mencari tahu tentang kamu. Besok-besok, kalau menurut saya sudah saatnya kita bertemu, saya akan ikut berusaha agar kita segera bertemu. Jadi tidak hanya kamu yang berusaha mencari saya tapi, saya juga akan berusaha agar kita segera bertemu. Saya benar-benar tidak pernah tahu tentang kamu. Yang saya tahu adalah kamu seorang laki-laki. Dan saya sangat berharap kamu tidak hanya seorang laki-laki tapi seorang laki-laki yang sholih. Walau saat ini saya adalah masih seorang perempuan biasa, sangat biasa, tapi saya selalu berdo’a agar kamu, dimanapun berada adalah seorang yang sholih.

Semalem saya juga mendengar sebuah kisah seseorang tentang kamu. Tentunya kamu disini adalah kamu dalam hidup dia. Kamu pasti tahu kan ya,, kalo laki-laki yang baik adalah untuk wanita yang baik, begitu pula sebaliknya. Dan ini adalah janji Allah. Yang harus kita ingat adalah bahwa baik disini adalah baik menurut Allah, bukan baik menurut saya, kamu, ataupun menurut orang lain. Jadi begini, ada seorang akhwat yang (kata orang) cantik, sholihah, berbudi baik, dan dia juga seorang aktivis. Apa yang kurang dari seseorang seperti itu? Kata orang dia benar-benar seorang yang begitu sempurna. Betapa setiap laki-laki menginginkan seseorang yang seperti itu. Begitulah yang terjadi, telah datang beberapa ikhwan untuk melamarnya. Dan (kata orang, lagi) laki-laki yang datang adalah sosok yang cocok jika bersanding dengannya. Tapi apa yang terjadi? Si akhwat menolak semua ikhwan yang datang kepadanya. Hingga suatu hari, akhwat itu jatuh hati pada seorang ikhwan biasa. Yang lagi lagi kata orang, ikhwan ini bener-bener sosok yang biasa bukan seperti ikhwan-ikhwan yang datang sebelumnya. Tapi entah mengapa si akhwat telah memilih dia. Kisah ini tidak lantas berakhir dengan indah. Karena ternyata orangtua si ikhwan tidak setuju jika ikhwan itu menikah dengan si akhwat. Akhirnya orangtua ikhwan menjodohkan ikhwan tersebut dengan orang lain. Alhasil si akhwat patah hati. Patah hati karena harapan yang tak tercapai dengan seorang ikhwan yang (kata orang) biasa-biasa saja. Hingga waktu yang lama, si akhwat belum bisa menyembuhkan luka patah hati itu.

Entah kisah ini nyata atau tidak, saya tidak tahu. Tapi ada hal yang mungkin bisa menjadi pelajaran buat saya.

Kisah ini mengingatkan saya bahwa benar dan baik dimata manusia belum tentu benar dan baik menurut Allah. Akhwat itu, mungkin kebaikan dia hanya setara/sebanding dengan ikhwan yang biasa2 saja. Atau mungkin ikhwan yang terlihat biasa-biasa tadi dimata Allah adalah sosok yang luar biasa. Waallahualam. Saya tak pernah tahu.

Kemungkinan pertama membuat saya gelisah. Begemana jika kejadian itu terjadi pada saya? Saya masih bisa berdiri dimuka bumi ini karena sesungguhnya Allah menutupi semua aib saya. Bagaimana jika ternyata menurut Allah saya adalah seseorang yang sangat sangat sangat biasa saja, sedangkan saya telah berandai andai dan berangan-angan tentang kamu yang luar biasa? Saya akan kecewa pastinya. Inilah kenapa saya tidak ingin dan berusaha untuk tidak pernah berandai andai tentang kamu. Saya tidak ingin kecewa. Saya tidak siap untuk kecewa.

Yang dapat saya lakukan hanyalah terus berusaha berubah menjadi lebih baik. Tentunya lebih baik dimata Allah. Jadi, jika saatnya telah tida kita bertemu, kamu adalah sosok yang terbaik untuk saya. Saya yakin, janji Allah pasti benar. Dan saya tidak akan kecewa, bagaimanapun kamu nantinya.

Saya belum pernah mengalami jatuh cinta yang berakhir dengan dahsyatnya patah hati. Dan saya juga tak pernah ingin mengalami hal itu. Sekarang saya sudah lebih mengetahui tentang diri saya. Diri saya yang hanyalah seorang wanita biasa. Jadi, menurut saya, jatuh cinta, VMJ, atau apalah yang seperti itu hanyalah masalah antara ingin dan tak ingin. Jika saya ingin begitu, maka hal kecil dan sederhanapun akan bisa membuat saya jatuh hati. Tapi, jika saya tak ingin, dan tak pernah ingin, maka betapapun dahsyat hal-hal yang bisa membawa kearah begitu, saya tetap tidak akan sampai pada jatuh cinta, VMJ atau apapun sejenisnya.

Ternyata begitulah diri saya. Sekarang saya akan menutup hati saya untuk hal begituan. Hanya untuk kamu. Kamu, yang sekarang ada disuatu tempat. Saya berharap kamu juga menjaga hati dan dirimu hingga saatnya nanti kita bertemu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mari berbagi kebaikan